Kombinasi VOA & Bali Bebas Karantina, Target PHRI Badung 3.300 Wisman Per Hari

Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan, pada tanggal 7 Maret 2022 wisatawan mancanegara dan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang ke Bali sudah tanpa karantina. Selain itu juga sudah diberlakukan bebas visa atau Visa On Arrival (VOA).

Pemberlakuan tanpa karantina itu berlaku bagi siapapun yang masuk ke Bali, lewat udara, laut dan darat. Kemudian, untuk layanan visa on arrival bagi PPLN yang datang bagi 23 negara. Yaitu, Australia, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Belanda, Perancis, Qatar, Jepang, Korea Selatan, Kanada. Kemudian, Italia, Selandia Baru, Turki, Uni Emirat Arab, Malaysia, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Filipina.

Hal ini tentu menumbuhkan optimisme Pariwisata Bali akan segera bangkit. Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, I Gusti Agung Rai Suryawijaya menargetkan sebanyak 3.300 wisatawan asing per hari akan datang ke Bali dengan kebijakan bebas karantina dan Visa On Arrival.

Sejauh ini, baru sekitar sebelas maskapai yang telah beroperasi dengan rute penerbangan dari luar negeri ke Bali dengan frekuensi yang masih terbatas.

Namun menurut Rai, target itu belum cukup untuk memulihkan perekonomian Bali seperti sedia kala.

“Angka 3.300 ini juga belum cukup mengisi okupansi (keterisian kamar hotel), paling hanya bisa meningkatkan okupansi rata-rata secara regional menjadi 30 persen,” kata Rai yang menyebut bahwa rata-rata keterisian hotel di Bali saat ini berkisar 20-25%.

Menurut Rai, mayoritas pekerja pariwisata telah divaksin tiga kali, hotel dan restoran juga telah mendapatkan sertifikasi CHSE (Clean, Health, Safety, Environment), terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi, serta telah bekerja sama dengan rumah sakit untuk pelaksanaan tes Covid-19.

Persiapan dan sistem itu juga telah mereka terapkan ketika pemerintah membuka penerbangan internasional sejak awal Februari lalu. Hanya saja pada saat itu, wisatawan asing hanya boleh bepergian di Bali dalam sistem travel bubble.

“Selama dibukanya penerbangan itu pun yang positif kecil sekali, hanya 0,04 persen dari sekitar 3.000 orang yang datang (sejak Februari),” kata Rai.

Pelaku wisata, lanjut dia, juga telah menyiapkan rencana mitigasi dengan bekerja sama bersama 62 rumah sakit dengan ribuan kamar rawat inap serta 26 laboratorium untuk melakukan tes PCR.

 

Tinggalkan Balasan