Meski Dapat Jaminan Biaya Operasi Ditanggung, Jamkeswatch Bali Prihatin Derita Keluarga Balita Bocor Jantung, Kurang apa lagi?

Harian Nusa Online – Buleleng, Ditengah teriknya matahari Buleleng, siang itu Selasa, (12/09/ 2023) Tim Monitoring Jamkeswatch Bali menyusuri jalanan desa di Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng guna menemui beberapa pemegang Jaminan Kesehatan Nasional yang membutuhkan bantuan.
Relawan Jamkeswatch Bali langsung menuju sasaran dengan dipimpin oleh Ni Made Rudi Artini yang juga menjabat sebagai Ketua DPW Federasi Serikat Pekerja Metal – FSPMI Provinsi Bali. Rombongan diantar oleh Ajik Ngurah Gading, Ketua Partai Buruh Exco Kabupaten Buleleng dan Putu Arya Suyasa, tokoh masyarakat Desa Sangsit yang tengah menjalani cuti sebagai perbekel.

Rombongan kemudian tiba di sebuah pondok kecil tempat tinggal keluarga Karuna Yasa. Bapak yang telah dikaruniai 3 orang putri ini menggantungkan pendapatan sehari-hari sebagai seorang pembantu tukang dengan upah Rp 80 Ribu per harinya.
Putri bungsunya, Fiona saat ini berusia sekitar 4 tahun diketahui menderita jantung bocor sejak memasuki usia 7 bulan.
“Anak saya rutin mengalami step beberapa kali dalam sehari, kukunya membiru, badannya dingin dan selalu terlihat sangat lesu,” ujar Karuna Yasa dengan putrinya Fiona yang tampak layu dalam gendongannya.
“putri kami sempat menjalani operasi jantung di RSUP Sanglah Denpasar. Kondisinya membaik, kini Fiona tak lagi mengalami step hanya saja Fiona merasa gampang lelah,”papar Karuna Yasa.
Selanjutnya Fiona harus menjalani operasi lanjutan di RS Jantung Harapan Kita Jakarta. Sebagai pemegang Kartu Indonesia Sehat, Fiona mendapat fasilitas kesehatan gratis. Praktis Karuna Yasa sebagai ayah tak lagi harus memikirkan biaya operasi yang pastinya lumayan tinggi.
“Bukan lagi biaya operasi yang kami pikirkan, tetapi bagaimana caranya kami bisa ke Jakarta. Kemudian kami harus tinggal beberapa hari dengan menyewa penginapan karena kami harus menunggu jadwal operasi,” tutur Karuna Yasa pada tim Jamkeswatch Bali.
Mendengar aduan tersebut Ni Made Rudi Artini mengungkapkan rasa prihatin dan akan mencarikan jalan keluar secepatnya.
“Kami sebagai relawan Jamkeswatch merasa sangat prihatin, tapi kami yakin pasti ada jalan keluar. Kami di Jamkeswatch ada fasilitas rumah singgah yang bisa digunakan untuk tempat tinggal selama menunggu jadwal operasi,”, jelas Ni Made Rudi Artini.

Wanita berdarah Buleleng yang aktif sebagai pemerhati buruh ini lanjut menerangkan,” Untuk keberangkatan ke Jakarta tentu harus kami konsultasikan dulu jalan yang kita gunakan apakah melalui jalur udara dengan pesawat atau gunakan jalur darat. Yang jadi pertimbangan tentu daya tahan stamina dari Fiona. Apakah jantungnya bisa bertahan dengan tekanan udara di ketinggian serta resiko turbulensi ataukah ia bisa menahan lelah 20 jam perjalanan melalui darat.”
Relawan Jamkeswatch Bali kemudian menyerahkan bantuan tali kasih berupa paket sembako kepada Keluarga Fiona. Selain Karuna Yasa selaku orang tua, Putu Arya Suyasa selaku tokoh masyarakat Desa Sangsit yang tengah menjalani cuti sebagai perbekel dan Ajik Ngurah Gading menyampaikan rasa terima kasih.
“Kami berterima kasih sekali, semoga Jamkeswatch Bali dapat terus membantu warga tidak mampu, warga kurang beruntung, karena masalah kesehatan biasanya menghabiskan biaya tinggi yang sulit terjangkau masyarakat biasa,” ucap Ajik Ngurah Gading menyampaikan rasa terima kasihnya.
Diketahui sebelumnya Tim Jamkeswatch Bali terlebih dahulu mendatangi rumah warga kurang mampu di Desa Suwug. Tim Jamkeswatch Bali memenuhi permintaan warga berupa kasur dan bantal guling. Tim Jamkeswatch memonitor rumah tinggal mereka belum cukup untuk dimasukkan sebagai hunian layak tinggal.
“Untuk masalah seperti ini kami tentu berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Buleleng. Kami harap bisa bersinergi dan bisa melakukan langkah nyata dalam mengurangi benan derita saudara kita yang kurang beruntung khususnya di Kabupaten Buleleng,” ujar Ni Made Rudi Artini, pemilik wajah berparas ayu menutup pembicaraan dengan senyumnya yang manis.
(Yuan)