Senantara No 1, Analisa DS : Terkonfirmasi Ada Drama Di NasDem Bali

Pernyataan Wakabid Pemenangan Pemilu NasDem Bali di Media Online Pos Merdeka (15/05/23) terkait Bacaleg DPRRI NasDem Bali yang mendapat nomor urut 1, malah mengungkap adanya drama yang terjadi selama ini, demikian pendapat salah seorang pengurus NasDem Bali berinisial DS yang diwawancara melalui telepon, Senin (15/05/23).
“Yang pertama tentu terkonfirmasi bahwa nomor urut 1 jatuh pada Nengah Senantara seperti yang diperkirakan sebelumnya oleh kader dan para pengurus,” cermat DS.
Selanjutnya dari pemaparan Agung Widiada selaku kapasitasnya sebagai Wakabid pemenangan pemilu NasDem Provinsi Bali disebutkan bahwa meski Senantara pendatang baru, tapi posisinya adalah “dilamar” Partai.
Dari pernyataan Widiada tersebut terkonfirmasi pula adanya pelanggaran aturan organisasi. Karena dari Peraturan Organisasi (PO) yang dikeluarkan oleh DPP, aturan penomoran bacaleg itu mempertimbangkan :
1. Petahana
2. Jabatan Struktural
3. Keterkenalan.
Jadi tidak ada dalam PO pertimbangan dilamar atau pun melamar.
Lalu apakah ada hasil rapat pleno pengurus perihal penetapan nomor karena pertimbangan lamaran NasDem ? Ataukah ini hasil diskusi beberapa gelintir orang yang memiliki kepentingan tertentu.
Ketiga, Widiada mengungkap bahwa pemberian nomor urut 1 kepada Senantara karena pertimbangan kekuatan logistik selaku pengusaha plus jejaring sosial.
Pernyataan ini malah memberi gambaran bahwa di NasDem tidak menghargai proses kaderisasi. Pengurus yang sudah mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk membentuk struktur dan militansi kader, semudah itu “disalip di pengkolan ” oleh seseorang yang dianggap memiliki kekuatan logistik.
Keempat, jika memang NasDem memberi prioritas perekrutan caleg karena pertimbangan utama adalah kekuatan logistik maka nantinya yang terjadi pada masa kampanye adalah praktek money politik. Masyarakat diajak memilih Caleg NasDem bukan karena nilai-nilai yqng diperjuangkan oleh NasDem namun seberapa kuat logistik caleg NasDem dalam membeli suara.
Kelima DS menengarai ada upaya pengalihan isue bahwa keluarnya bacaleg dan pengurus NasDem di Bali adalah karena nomor urut 1 daftar caleg RI. Jika memang itu persoalannya maka pastilah yang mundur hanya Dewa Budiasa saja. Lalu kenapa ada bacaleg dari Karangasem sampai Jembrana ikut mundur ? Tentu karena kecewa sebab aturan partai yang tertuang pada PO tidak dilaksanakan.
Mereka-mereka mundur itu justru memperlihatkan kesetiaan mereka pada Surya Paloh. Mereka tidak ingin perintah Ketum yang tertuang dalam PO diselewengkan. Mereka juga tak ingin nantinya menjadi bagian dari orang-orang yang mempermalukan Ketum. Akibat PO tidak dijalankan, target kursi RI tak dapat diraih, pungkas DS menutup analisanya.
Te4wakaqakfcbgg