Tradisi Unik, 900 Pajegan Berjajar Dalam Upacara Dewa Yadnya di Desa Anturan

Harian Nusa Online – Buleleng, Desa Adat Anturan konon awalnya bernama Desa Bebaturan. Desa ini berdiri sekitar tahun 1800-an ditandai dengan pembangunan Pura Desa, Pura Puseh dan Pura Dalem yang dilengkapi dengan Kuburan atau Setra.
Desa yang kini dihuni sekitar 1838 keluarga ini kemudian mengalami nasalisasi pengucapan menjadi Desa Anturan dengan wewidangan atau wilayah yang pada waktu itu selatannya sampai Pura Pasek Gelgel sekarang. Pada awal tahun 1900 an salah satu dari keluarga di Desa Anturan anak gadisnya dilarikan keDesa Selat dan dikawinkan maka sebagai kompensasinya wilayah wewidangan Desa Anturan diperluas lagi keselatan sampai Pura Sari kira –kira 2 km keselatan dari batas sebelumnya.

Desa Adat Anturan baru ini melaksanakan Upacara Dewa Yadnya yang bertepatan dengan Pujawali di Pura Dalem Desa Adat Anturan, Selasa, (17-10-2023). Rangkaian upacara tersebut dipimpin oleh Kelian Desa Adat Anturan, Jro Ketut Mangku, menyampaikan bahwa pada saat pujawali di Pura Dalem, IDA RATU GEDE BARONG tedun beserta bala rencang Ida Sesuhunan yang berstana di Pura Dalem Anturan.
“Upacara nedunang IDA RATU GEDE BARONG ini di laksanakan setiap 4 tahun sekali” ungkap Jro Ketut Mangku.
Umat Hindu Desa Adat Anturan melaksanakan tradisi unik ini dengan penuh sukacita, mereka nyejer pajegan dengan jumlah mencapai 900 baris untuk dihaturkan dalam upacara.
“Kami haturkan terimakasih kepada masyarakat Desa Adat Anturan yang sudah mengikuti dari awal hingga acara berakhir. Mari kita bersama-sama dapat ngajegang adat budaya yang selama ini menjadi tradisi turun menurun di setiap wewidangan desa adat masing-masing”, tutup Jro Ketut Mangku dengan tangan terkatup di dada.
(Yastika, Buleleng)